
Laporan Pasar
Hotel & Hunian Bermerek di Bali 2021
Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri perhotelan dan pariwisata di Bali karena pandemi COVID-19. Sementara kedatangan internasional anjlok, pasar domestik menjadi penopang utama bagi sektor pariwisata pulau ini. Prospek pemulihan telah membaik dengan peluncuran vaksinasi yang dimulai pada Februari 2021.
Kedatangan Pengunjung
Kedatangan internasional ke Bali turun drastis menjadi sekitar 1 juta pada tahun 2020. Sebaliknya, kedatangan domestik, meskipun turun 56% dari tahun ke tahun, masih mencapai sekitar 4,5 juta pengunjung. Pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam acara MICE dan pertemuan lainnya. Namun, perjalanan domestik terus berlanjut, didukung oleh kedatangan melalui jalur laut dan darat, yang menjadi lebih populer karena adanya komplikasi dalam perjalanan udara.
Kinerja Hotel berdasarkan Segmen Tarif
Tingkat hunian untuk semua segmen hotel terkena dampak yang parah, mencapai titik terendah selama kuartal kedua tahun 2020. Namun, ADR sedikit membaik menjelang akhir tahun.
- Secara keseluruhan:
- Hunian22% (2020) vs 73% (2019)
- ADR: Rp 1.730.000 (2020) vs Rp 1.917.000 (2019)
- RevPAR: Rp 379 ribu (2020) vs Rp 1.397 ribu (2019)
- Kemewahan (>USD 350):
- Hunian: 18% (2020) vs 67% (2019)
- ADR: Rp 6.823.000 (2020) vs Rp 6.437.000 (2019)
- RevPAR: IDR 1.219K (2020) vs IDR 4.293K (2019)
- Kelas Atas (USD 151 – 349):
- Hunian: 21% (2020) vs 71% (2019)
- ADR: IDR 2.175K (2020) vs IDR 2.609K (2019)
- RevPAR: Rp 453 ribu (2020) vs Rp 1.841 ribu (2019)
- Kelas atas (USD 101 – 150):
- Hunian: 19% (2020) vs 72% (2019)
- ADR: Rp 1.532.000 (2020) vs Rp 1.747.000 (2019)
- RevPAR: Rp 299 ribu (2020) vs Rp 1.263 ribu (2019)
- Skala Menengah (USD 50 – 100):
- Hunian26% (2020) vs 75% (2019)
- ADR: Rp 832 ribu (2020) vs Rp 1.007 ribu (2019)
- RevPAR: IDR 214 ribu (2020) vs IDR 758 ribu (2019)
Kinerja berdasarkan Lokasi
- Hunian: Kuta/Tuban dan Ubud mencatat tingkat hunian tertinggi, didorong oleh popularitas mereka di kalangan wisatawan domestik dan ketersediaan pilihan tempat makan dan hiburan.
- ADR: Nusa Dua / Tanjung Benoa mengalami peningkatan ADR sebesar 5% meskipun ada pandemi. Kinerja ADR di semua area relatif stabil.
- RevPAR: Tingkat hunian yang buruk menyebabkan lemahnya RevPAR di semua lokasi.
Pasokan Hotel yang Akan Datang
Selama lima tahun ke depan, Bali diperkirakan akan menambah dua belas hotel bintang 5, enam hotel bintang 4 dan tiga hotel bintang 3, dengan total sekitar 3.569 kamar – meningkat 7% dari jumlah kamar yang ada saat ini. Sebagian besar pembangunan baru berada di segmen mewah dan saat ini sedang ditangguhkan sambil menunggu pemulihan pasar.
Pasar Tempat Tinggal Hotel
Pandemi telah mendorong pergeseran di pasar real estat Bali, dengan meningkatnya permintaan vila mewah dari pembeli domestik. Sektor real estate di pulau ini mengalami peningkatan aktivitas yang substansial, terutama di properti-properti utama di Greater Canggu dan Bali Selatan.
- Penjualan Villa: Pasar villa didukung oleh pembeli domestik, sementara pembeli asing yang tinggal di Indonesia mengadopsi gaya hidup bekerja dari rumah, mendorong permintaan di Canggu dan Bali Barat.
- Penjualan Tanah: Persaingan yang tinggi untuk mendapatkan lokasi-lokasi utama dan vila-vila yang berorientasi pada kemewahan masih terus berlanjut, dengan aktivitas yang signifikan dalam pengembangan proyek residensial.